Iklim kering panas di Makkah membuat masyarakat Makkah mengalami keterbatasan dalam variasi makanan. Secara bertahap, hal tersebut perlahan berubah ketika jamaah haji datang dari berbagai penjuru dunia. Masing-masing mereka mulai menghidangkan makanan tradisional sambil memperkenalkan budaya Makkah.
Berbagai warga negara terutama dari Afrika dan Asia, yang tinggal dan bekerja di Makkah, juga banyak membuka katering dan restoran dengan selera berbeda. Sebagian besar hidangan mengandung daging, beras, gandum, sayuran, dan rempah-rempah dengan resep dan cita-rasa khusus.
Sambousek (sejenis kue yang digoreng), Al-Mandi (domba panggang), Shawarma, dan Soubiya (minuman dari gandum yang dicampur gula, susu, dan kayu manis) merupakan beberapa contoh menu favorit di Makkah.
Hampir semua masyarakat Makkah memberikan jamuan Gahwah (kopi Arab) jika ada tamu yang berkunjung ke rumah mereka. Biasanya, tuan rumah akan menyajikan minuman itu ditemani biji kurma segar.
Jika jamaah berkunjung ke Madinah, jamaah akan melihat 120 jenis kurma yang dibudidayakan di sana. Mereka menjual kurma di sepanjang jalan di bagian selatan Semenanjung Arab.
Kurma Ajwa adalah salah satu varietas yang paling populer. Salah satu makanan khas yang terkenal di Madinah adalah kue panggang yang disebut Souiyka. Makanan ini dibuat dengan campuran gandum dan kurma Ajwa.
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar